Shanum
Selendang kawung yang aku beli
Di hari pernikahan ibumu
Sejatinya untuk menggedongmu
Tapi kamu pergi
Sebelum sempat menyentuh kain itu
Kenapa nak ?
Kami bahkan sudah siapkan
Ruang terindah di hati kami
Berhiaskan permadani cinta
Dan kerlap kerlip kasih
Dengan berjuta warna warni dunia
Tapi Shanum
Selendang pelangi bidadari
Lebih menarik bagimu
Harumnya wangi syurga
Lebih memikat untukmu
Baiklah Shanum
Jika itu pilihanmu
Kami rela melepasmu
Temui Dia
Dengan ribuan bintang di matamu
Friday, February 10, 2017
Surat Buat siMungil
Shanum
Aku bilang pada ibumu
"Jangan menangis"
Tapi tahukah kau
Bahwa tangisku lebih keras
Dari tangisan ibumu bahkan ayahmu
Kami hanya saling menghibur
Dari sedih yang kami rasakan
Kami mencoba tertawa
Tapi tawa kami terasa perih
Kami saling memberi senyum
Tapi senyum kami teramat pedih
Kami hanya ingin meringkuk dipojok kamar
Menyendiri
Mengenang betapa rindu ini
Tak kan pernah tersampaikan
Betapa luka ini tak pernah terobati
Shanum
Maafkan kami
Karena melepasmu dengan cara seperti ini
Aku bilang pada ibumu
"Jangan menangis"
Tapi tahukah kau
Bahwa tangisku lebih keras
Dari tangisan ibumu bahkan ayahmu
Kami hanya saling menghibur
Dari sedih yang kami rasakan
Kami mencoba tertawa
Tapi tawa kami terasa perih
Kami saling memberi senyum
Tapi senyum kami teramat pedih
Kami hanya ingin meringkuk dipojok kamar
Menyendiri
Mengenang betapa rindu ini
Tak kan pernah tersampaikan
Betapa luka ini tak pernah terobati
Shanum
Maafkan kami
Karena melepasmu dengan cara seperti ini
Bidadariku
Sagara Shanum,
Kau tak pernah menangis
Karena kau terlalu lembut
Tuk mengenal kejamnya pertengkaran
Kau terlalu halus
Tuk meraba kasarnya dunia
Kau terlalu manis
Tuk merasakan pahitnya kehidupan
Kau terlalu lemah
Tuk tapaki terjalnya perjuangan
Kau terlalu indah
Hingga tak terjamah
Sagara Shanum
Mungkin tangan-tangan kami terlalu kotor
Hingga kami tak layak
Menyentuh pipimu
Membelai rambutmu
Menyuapi bibirmu
Menggendong manjamu
Karenanya
Kau lebih memilih lelap
Dalam keabadian
Kau tak pernah menangis
Karena kau terlalu lembut
Tuk mengenal kejamnya pertengkaran
Kau terlalu halus
Tuk meraba kasarnya dunia
Kau terlalu manis
Tuk merasakan pahitnya kehidupan
Kau terlalu lemah
Tuk tapaki terjalnya perjuangan
Kau terlalu indah
Hingga tak terjamah
Sagara Shanum
Mungkin tangan-tangan kami terlalu kotor
Hingga kami tak layak
Menyentuh pipimu
Membelai rambutmu
Menyuapi bibirmu
Menggendong manjamu
Karenanya
Kau lebih memilih lelap
Dalam keabadian
Sagara Shanum
Sagara Shanum adalah lukisan cinta
Menari-nari
Bagai kupu-kupu kuning
beterbangan mengejar Bela
Disana
Gelak canda, tawa ceria
menghiasi taman surga
Jejak-jejak kaki mungilmu
melompat-lompat bak peri berdansa
Kami juga tertawa nak
Menyaksikanmu dari alam yang berbeda
Meski buraian air mata berhamburan
Basahih jalan yang kami tapaki
Rasanya tanah ini tak lagi kering
Terhujani perih yang tiada terkira
Hari sudah malam
Tidurlah nak
Dalam dekapan Sang Pencipta
Senandung do'a kami
Kan selalu teriring
Menina bobokanmu
hingga nafas terpisah dari raga
Menari-nari
Bagai kupu-kupu kuning
beterbangan mengejar Bela
Disana
Gelak canda, tawa ceria
menghiasi taman surga
Jejak-jejak kaki mungilmu
melompat-lompat bak peri berdansa
Kami juga tertawa nak
Menyaksikanmu dari alam yang berbeda
Meski buraian air mata berhamburan
Basahih jalan yang kami tapaki
Rasanya tanah ini tak lagi kering
Terhujani perih yang tiada terkira
Hari sudah malam
Tidurlah nak
Dalam dekapan Sang Pencipta
Senandung do'a kami
Kan selalu teriring
Menina bobokanmu
hingga nafas terpisah dari raga
Subscribe to:
Posts (Atom)