Saturday, December 31, 2016

Kawanglan Merona Ning Kahyangan

Jeritanmu lebur dalam rona ceria
Melenggang lenggok menghias angkasa
Siulan seruling mengalun membahana
Beradu suara genderang sukma
Kau adalah lukisan jiwa
Titisan bidadari penghuni syurga
Langkah-langkah mungil menyapa
Terpateri senyum di lesung pipi bunda
Hadirmu riuhkan ruang cakrawala
Menghentak menebar segala rasa
Raih pelangi genggamlah titah para dewa
Tebarkan pesona roncai aroma wangi bunga
Bayang renyah suara gelak canda
Menggelitik mematuk rama-shinta
Kan kusambut dengan segenap peluk manja
Bersama menapaki indahnya dunia

Terpenjara

Bagai sayap merpati..terkoyak patah
Kau ikat kakiku dengan lentera merah
Terang pijarmu silaukan semua arah
Menahan jejak kemana hendak melangkah

Tawa tangis berpendar menyatu
Melayang-layang di awan biru
Seiring waktu kau larikan smaraku
Merintih meratap mengharap uluranmu

Dahan kering gemeretak terinjak lara
Serapuh asa kehilangan rona
Meraup hari melempar tanya
Seberapa sanggup aku menyapa






Thursday, December 29, 2016

Rawa-rawa

Mataku menatap hampa
Kehijauan daun dirawa-rawa
Melilitkan rindu yang tergenang
Pada cinta yang terlarang

Air bening mengalir pelan
Sepelan desiran angin belawan
Masih kucari seraut wajah
Di antara ribuan jerami basah

Sepasang merpati menukik tajam
Hinggap di ranting menjelang malam
Langkah gontai menapaki gelisah
Menyuarakan senandung kian resah










Kata Hati

Kata hati adalah suci
Ia tak bisa di ingkari
Jangan tanya bila dikhianati
Lembah ngaraipun kan dilalui
Ia tak sudi jika di sakiti
Tanah yang diinjak jadi saksi
Betapa asa yang terpateri
Meluluh lantakkan janji-janji
Baginya..
Setia adalah harga mati
Sekalipun rapuh
Ia tak butuh materi
Tetesan peluh dan butiran keringat
Lebih berarti
Dari sebilah pisau belati
Karena kata hati pastilah suci


Indahnya Persahabatan

Dalam gelap aku melangkah
Menyusuri jalan basah
Membelah pagi buta
Teriakan deritamu mengetuk desahku
Memukul jantung hingga bertalu-talu
Aku berlari ..menjemput tangismu
Tak kuhiraukan...
Walau badai mengejarku
Tak kurasakan ...
Meski perih luka dikakiku
Tunggu aku
Kan kuhapus air matamu
Kan ku sisir rambut kusutmu
Dengan jemari tulusku
Kan kubuang dukamu
Dan kuganti dengan sinar ceriamu
Yang pernah kau punya dulu


Tuesday, December 27, 2016

Sesukamu


Kau datang dan pergi
Sesuka yang kau ingini
Seperti angin
Bebas bertiup
Kearah mana dia kehendaki
Seperti kupu-kupu
Bebas hinggap
Pada bunga yang dia dekati
Tak usah kau hiraukan
Bila ada yang menangisi
Karena jiwamu adalah hakiki
Jadi
Sesukamu
Kau mau datang atau pergi




Bila Kau Pergi

Bila kau pergi
Akupun pasti pergi
Tiada lagi alasan
Untuk ku tetap tinggal
Di sini
Dimana cerita diawali
Seperti janjimu
"Bila tiga musin berganti
Dan angin tiada memberi janji
Maka tutup dan tidurlah
Karena cerita telah usai"
Tapi benarkah?
Lalu bagaimana dengan hati
Yang tlah terlanjur
Tersakiti ???

Monday, December 26, 2016

Rasa

Semoga..
Rasa ini bukanlah dosa
Karena ia datang
Tanpa kuminta
Bukan salahku
Jika karenanya
Semua terlihat sempurna
Seindah selendang bidadari
Berlukiskan kencana
Wahai sang pemilik rasa
Sungguh aku berharap
Ini bukanlah dosa

Sunday, December 25, 2016

Terima Kasih

Terima kasih
Atas sedikit ruang
Yang kau sisakan untukku
Kan ku tinggali
Semampu aku mau
Aku pasti terlindung
Dari badai dan petaka
Karena aku percaya
Kau kan slalu menjaga
Hingga kita bersua
Di ruang rindu
Yang kita punya

Hmmmmm...

Aku tahu
Bahkan
Sebelum kau bicara
Ada benang merah
Mengikat semua cerita
Meski tertanam di relung
Yang paling dalam
Resahmu
Gusarmu
Marahmu
Semua terbaca
Dari bahasa tubuhmu
Dan kau
Tak kan bisa sembunyi
Dari mata batinku

Saturday, December 24, 2016

Jantungmu

Ku ingin
Tetap singgah dijantungmu
Walau aku tau
Memilikimu
Bagai merajut benang kusut
Aku masih disini
Di sudut ruang hatimu
Karena aku tak mau
Cerita ini berakhir
Sunyi

Ternyata

Ternyata
Rasa ini tak pernah pupus
Oleh waktu
Meski ada banyak persimpangan
Dengan hamparan permadani
Yang terbentang
Aku lebih memilih
Jalan terjal penuh liku
Dengan kerimbunan semak belukar
Dan titian onak berduri
Karena
Melewatinya adalah seni
Walau perih
Aku nikmati tangisan ini






Wednesday, December 21, 2016

Semangkuk Sayur Daun Jipang

Semangkuk sayur daun jipang
Kusantap panas-panas
Kutiup lalu kuseruput
Tanpa kusadari
Kau tersenyum di depanku
Mengamati semua tingkahku
Dinginnya malam itu
Menyusup sampai tulang sumsumku
Kau beranjak ke sampingku
Begitu dekat
Hingga kurasakan desah nafasmu
Aku semakin salah tingkah
Tak tau harus apa
Kau semakin mendekat
Tiba-tiba
Pyarrrrr
Lampu ruangan menyala
Dan semangkuk sayur daun jipang
Membuat kita tertawa

Lembah Sindoro

Kabut di senja itu
Saksi cerita kau dan aku
Setiap waktu...
Kau buat aku tersipu
Hingga merona
Merah dipipiku
Kau bilang
Akan mengejarku
Sampai aku
Bertekuk di kakimu
Tapi kejamnya waktu
Pisahkan semua cerita kita
Akankah
Kabut di lembah sindoro
Satukan lagi
Sepenggal kisah yang tertunda?

Hijau Huma

Ku buka kembali
Kisahmu di buku harianku
Kita berlarian
Diantara hijau huma
Hingga aku hampir terjatuh
Lalu
Kau menangkapku
Sesaat ku lihat
Ada banyak bintang di matamu
Akupun tertawa
Daun-daun cabai ikut tertawa
Belalang berloncatan
Seolah berdansa
Merayakan cinta kita
Dihamparan hijau huma


Tuesday, December 20, 2016

Bahagia itu sederhana

Ketika kubuka jendela
Kulihat kau terpaku disana
Meski diam
Kutahu kau menyapa
Seiring dentingan dawai harpa
Kau basuh serpihan luka
Kataku
Bahagia itu sederhana
Saat batin saling bicara
Tanpa kata tanpa suara

Bahagia itu sederhana

Ketika kubuka jendela
Kulihat kau berdiri disana
Meski diam
Di antara gemerisik nada
Seiring dentingan dawai harpa
Kutahu kau menyapa
Bahagia itu sederhana
Saat batin saling bicara
Tanpa suara tanpa kata



Aku Adalah Kamu

Tanah yang kuinjak sama sepertimu
Langit yang kujunjung sama sepertimu
Aku tak berbeda darimu
Udara yang kuhirup
Kau hirup jua
Dingin yang ku rasa
Kau rasakan sama
Kita tak terlihat berbeda
Matahari
Bulan
Bintang
Kan terlihat sama dari tempatnya
Berikan cahaya yang sama
Untuk kita
Kendari do'a terucap beda
Rasa yang sama kita terima
Aku adalah kamu
Dua manusia yang tak berbeda

SINAR

Bagai lembaran kertas putih
Kau isi dengan tulisan
Seperti gelas yang kosong
Kau tuangi minuman
Berjuta bahasa kau berikan
Meski hujan...
Panas...
Kau terus berlalu
Tiada peduli
Apa kata hati
Karena kau yakin
Akan kau temui
Segala yang kau cari
Selama ini
Diujung kepastian

TULUS

Mungkin
aku terlalu memilih
Pada
siapa pintu ini ku buka
Tapi
engkau tak pernah ku duga
Mengetuk
dinding
Yang
lama tak terjamah
Hanya
engkau yang bisa
Membuatku
mengakui
Sebuah
ketulusan
Menengelamkan
kejoraku
Dari
lembah keniscayaan
Hingga
pijarmu
Melarutkan
segala kepiluan



Monday, December 19, 2016

BERSAMAMU

Indahnya saat bersamamu
Tiada mutiara sebening cintamu
Tiada sutera sehalus kasihmu
Tiada bahagia selembut tatapanmu
Dan tiada rindu sedalam lautan sayangmu
Cintaku bukan matematika
Yang dapat dihitung nilainya
Bukan ekonomi
Yang mengharapkan materi
Juga bukan PPKN
Yang dituntut undang-undang
Tetapi
Bersamamu adalah sejarah
Yang dapat dikenang
Sepanjang masa dan kehidupan

KEMILAU

Waktu berlalu berliku kepastian
Tengadah senantiasa penuh harap
Langkah-langkamu kian menjauh
Mendaki jalan terjal berhias padas
Tiada peduli rintangan yang terbentang
Kau raih kemilau berlumur kepalsuan
Gegap gempita genderang suaramu
Seolah kilauan untaian mutiara
Menyeruak dari balik kesenyapan
Penuhi hari sambut gerbang kehidupan
Senyum lembut selalu mengembang
Menyatu dalam genggam kehangatan
Ceria canda tergerai lepas
Menyambut asa yang terkembang
Berlarian mengejar kerinduan
Meninggalkan bayang-bayang kenangan
Menyisihkan gelisah kesedihan
Hinggap terbang dibumi kahyangan


KEHIDUPAN

Dalam satu mulut tertawa
Dalam duka mata berkaca
Waktu langkah satu-satu
Ada batu semangat tak mati kutu
Ada lubang jati diri tak hilang
Terseok-seok
Menyusuri jalan terjal berkelok
Jatuh bangun namun tetap tekun
Demi kau
Demi aku
Demi Tuhan
Teruslah berjuang

DIAM

Tak mengenal rasa dan bahasa
Jangan pandang ia dari warna
Papa & kaya bukan bencana
Susah & senang lalui cerita

Terdiam aku dalam kesunyian
Merenung ia tak kunjng datang
Menangisi kenangan mati dijalan

Jagalah kesucian dari sang hitam
Lebih & kurang jadi bimbingan
Menutupi fitnah jangan berjalan
Jauhkan beban dari sang kelam

Mengapa hati saling membenci
Padahal rasa adalah suci
Mengapa batin mesti tersakiti
Bila sang raja benar mengarahi

Hadirmu

Begitu banyak keindahan
Yang kudapat saat disisimu
Yang tiada kudapat dari selainmu
Senyummu adalah bahagiaku
Tangisanmu bagian kesedihanku
Peganglah tanganku
Dengan jari jemarimu
Sertakan hati dan jiwamu
Sejalan apa yang kumau
Jarak dan batas waktu
Janganlah menjadi sebab
Untuk saling menjauh
Perbedaan
Jangan membuat sekat
Untuk saling berpaling
Keharuman wangi bunga
Warna warni pelangi senja
Birunya langit-langit angkasa
Adalah taman bermain canda ria

Kaos Kaki Putih

Hitam warna sepatuku
Putih kaos kakiku
Hilang satu
Terganggu sekolahku
Sampai ayah mencubit punggungku
Ibupun turut memukul tanganku
Karena
Aku tak mau pakai sepatu
Tanpa kaos kaki
Menangislah aku
Demi citaku
Akupun terpaksa memakainya
Walau putihnya tak sama
Demi citaku
Aku tak malu memakainya

Semua Telah Berlalu

Derai angin menepis dinding kebisuan
Damai menekan hati saat menantimu
Sederas rindu yang mengalir dibatinku
Tanpa cinta dan hadirmu
Aku sesali
Segalanya tiada arti
Sesali tentang ini
Biarlah aku bersenandung sendiri
Mengenang masa lalu
Yang tak mungkin kugapai lagi
Bersama dirimu
Walau ku tahu
Tak mungkin ku merengkuhmu
Namun
Kuingin tetap singgah di jantungmu

CAHAYA

Kau
Yang telah membuatku percaya
Kau juga
Yang telah membuatku terjaga
Kau beri aku rasa
Yang tak ada di kisahku sebelumnya
Hingga aku tak mampu berpaling
Walau abad telah terganti
Kau adalah jiwa
Yang memberiku seribu warna
Dengan sentuhan aroma syurga
Kaulah cahaya
Yang tak kan terbagi
Walau dunia kan berakhir



SATU BINTANG DISANA

Gelap...
Langkahku kian tak terarah
Tertatih tanpa penopang
Rasa sedih yang menyelinap
Dalam setiap langkah
Bagaikan
Sebait kata berbaris nada
Tanpa lentera
Sejenak
Kau terangi jalan yang kutapaki
Namun
Tiada apa dapat ku bagi
Tiada apa mampu kuberi
Untuk dia sang lentera
Pasti
Tlah kugantung dan ku cantum...
Harapan dan do'a tulus
Untuknya, hanya untuk dia
Terukir abadi
Pada satu bintang disana

RISAU

Di suram matamu
Kau merantai beban dan waktu
Ku tahu...
Kau masih berupaya meniduri luka
Hari esok, kini yang terukir
Di senyum ramahmu
Mendepani gemetar siang gelisah malam
Ku tahu...
Kau adalah ladang kesabaran
Tegak teguh merimbuni pohon ketabahan
Masa datang yang terpancar
Ku tahu...
Kau tak rela daun-daun harapan
Gugur luluh menampar genngaman

Sunday, December 18, 2016

Menyerah

Sebenarnya
Aku hampir menyerah
Mengejar hatimu
Yang tak juga bisa ku sentuh
Namun
Rasa ini tak bisa kupaksa
Tuk pergi darimu
Meski
Tiupan angin
Menerbangkan semua ratapanku
Aku tetap bertahan
Menanti
Setitik ruang di haribaanmu
Dan berharap
penantian ini tak sia-sia



Saturday, December 17, 2016

Kamu

Ya kamu
Meski kau usir beribu kali
Ku takkan pernah
Pergi dari hatimu
Karena
Kamu
Ya hanya kamu
Yang bisa
Buatku melambung
Buatku melayang
Buatku menangis
Bahkan
Kamu juga
Yang telah
Buatku tetap berharap
Bisa lewati setiap jalan
Bersamamu

Buatmu

Buatmu
Apa yang ku tak bisa
Buatmu
Apa yang tak kuberi
Buatmu
Apa yang tak kucari
Kerinduan
Cinta
Dan kelembutan tatapanmu
Adalah
Aliran nadi buatku
Adalah
Tiupan nafas hidupku
Adalah
Usapan mimpiku
Ya mimpiku
Yang ingin kurajut bersamamu

Mencarimu

Kemana lagi
Ku harus mencarimu
Setiap sudut kujelajahi
Setiap kata kutanyai
Bahkan
Setiap malam kulalui
Dengan segenap sepi
Ternyata
Ku tak mampu
Lewati setiap waktu
Tanpamu
Dimana lagi
Ku harus menemukanmu
Tuk bisa
Rangkai asa bersamaku
Jangan
Jangan biarkan
Ku tertatih
Merintih
Meratapi kisahku
Tanpamu

Friday, December 9, 2016

Dua Huruf

Dua Huruf
Adalah satu kata
Dengan beribu makna
Karena dua huruf
Mataku sulit terpejam
Hingga malam terasa
Semakin panjang
Karena dua huruf
Jantungku bergemuruh
Bagaikan deburan ombak
Karena dua huruf
Bibirku gemetaran
Saat mengucapkannya
Dua huruf
Adalah satu kata
Dimana hanya kau dan aku
Yang tahu

Wednesday, December 7, 2016

31 TAHUN TELAH BERLALU

31 Tahun telah berlalu
Saat bungaku merekah
Mengharap setetes embun
Tapi
Hingga musim berganti
Harapankupun pupus
Tahukah kau, bunga ditanganku
Berhamburan terbawa angin
Lalu
Pada suatu masa
Kau datang
Dengan segenggam senyuman
Dan
Setetes embun yang kuharap dulu
Tapi bunga itu


Entah dimana sekarang

Saturday, December 3, 2016

SUARAMU

Ketika malam menjelang
Aku larut dalam keheningan
Sayup-sayup suaramu
Membisikkan seuntai harapan
Tapi malam semakin kelam
Segelap jalan
Yang harus kita terjang
Mestinya...
Kau eratkan genggamanmu
Bersama kita
Lelehkan salju kerinduan
Tapi...
Kau memilih pergi
Tinggalkan aku
Dalam tangisan yang tak tentu
Sendiri.....

Thursday, December 1, 2016

SEPUCUK DAUN TEH

Sepucuk daun teh yang kuseduh
Membawaku ke lembah rindu
Damar kasiyan.....
Jangan buang kenanganmu
Masih kurasa
Belai lembutmu
Saat menyentuhku
Ada telaga di mata itu
Harusnya tidak lagi
Kurangkai bayang-bayang
Biarlah hembusan angin
Merengkuhmu dari anganku
Tapi....
Tetap saja ku tak rela
Ranting-ranting teh itu
Patah berserak
Menghancurkan setiaku













TRESNO WARANGGONO

Nelongso roso rasane
Tangis njroning atiku
Yen kelingan esem gemuyumu
Laras swara gending tresno
Gawe kangene atiku
Tansah eling aku ro sliramu

Duh kangmas sak tenane
Aku ngerti atimu
Ning wes pestine
Aku dudu jodomu
Pancen roso kari kroso
Kudu lilo nggonmu nrimo
Lilakno aku nyanding priyo liyo

Ra kroso wes sewindu
Nggonku ra ketemu
Kegugah atiku krungu swaramu
Aku mung biso ndedongo
Waranggono sing tak tresno
Mugo bisi urip tentrem mulyo

Tak tulis lakon tresnamu
Ning gending katresnanku
Tak tembangke
Saben kangen sliramu
Sak tenane aku nangis
Nanging tresno wes ginaris
Tak lakoni kanthi ikhlas ati

Wuyungku ngelayung
Ngamboro ing awang-awang
Tanpo biso nyanding
Aku mung biso nyawang
Tumetes eluhku
Deres mili ono pipi
Opo tresno iki
Pancen ra kudu nduweni

Wes lilakno kangmas
Wes cukup lalekno
Lelakon tresno iki
Bakal dadi crito tresno waranggono